Men Behind The Sun merupakan sebuah film yang mengisahkan berbagai macam eksperimen Jepang, dalam membuat senjata biologi pada saat Perang Dunia II. Projek yang dipimpin oleh Ishii Shiro, memiliki pusat kantor di sekitar kota Harbin dan memiliki cabang di Manchuria.
Organisasi yang diberi nama Unit 731 ini, merupakan laboratorium dengan ukuran yang sangat besar. Terdiri dari 150 gedung dan 5 perkemahan, serta memiliki sekitar 3.000 ilmuwan Jepang yang bekerja di dalamnya.
Unit 731 memiliki keamanan tentara yang ditempatkan di China dan berfokus untuk mengembangkan senjata biologis, tentunya diharapkan dapat memberikan kemenangan Jepang dalam medan perang. Selain para ilmuwan, di laboratorium tersebut juga memiliki banyak tahanan yang berasal dari tawanan China dan Rusia, yang merupakan musuh Jepang pada saat itu.
Kesan disturbing dan Gore dalam film ini tentunya sudah tidak perlu diceritakan secara lengkap. Di menit-menit pertama film, terlihat seperti film dengan kisah perang dunia seperti pada umumnya, dengan latar belakang gambar yang resolusinyasangat rendah.
Namun, beberapa menit setelahnya ada sebuah adegan di mana bayi yang baru berumur beberapa bulan di kubur hidup-hidup dalam tumpukan salju, eksperimen ini merupakan salah satu projek dari para ilmuwan di Unit 731.
Adapun adegan Gore lainnya, saat kedua tangan seorang tawanan wanita dimasukan ke dalam air panas, kemudian salah satu ilmuwan menarik kulit tangan serta daging tawanan seperti halnya ketika mencincang daging sebelum di masak.
Lantas, apa saja kengerian dan kisah nyata eksperimen yang telah dilakukan oleh Unit 731 ini? Simak rangkumannya di bawah ini:
Kisah Nyata
Menurut unit731.org, berdasarkan laporan dari pihak berwenang Jepang, unit ini telah menggunakan tawanan dari China dan warga sipil, mulai dari anak di bawah umur, remaja, orang dewasa, hingga lansia sebagai tawanan pada masa perang, sekaligus sebagai percobaan untuk menciptakan dan mengembangkan penyakit mematikan atau senjata biologis.
Selama 40 tahun, aktivitas mengerikan oleh Unit 731 mengingatkan kita dari salah satu rahasia terkeji selama Perang Dunia II. Hingga pada tahun 1984 Jepang mengakuinya, padahal dulunya pihak berwenang Jepang sempat menyangkal akan adanya kegiatan illegal ini. Eksperimen keji terhadap manusia diadakan oleh unit ini untuk menciptakan sebuah senjata biologis mematikan, yang diuji langsung kepada manusia.
Saksi & Trauma
Kesaksian dari salah satu asisten tim medis memberikan bocoran tentang eksperimen yang telah berlangsung. Asisten tim medis ini meskipun tidak bersedia untuk dibuka identitasnya, namun dia memberikan pernyataan yang sudah cukup menggambarkan betapa kejamnya Unit 731.
Wawancara yang dilakukan oleh New York Times pada 1995 menunjukan bahwa, beberapa eksperimen dilakukan kepada manusia langsung yang masih hidup.
“I fellow knew that it was over for him, and so he didn’t struggle when they led him into the room and tied him down. But when I picked up the scalpel, that’s when he began screaming. I cut him open from the chest to the stomach, and he screamed terribly, and his face was all twisted in agony. He made this unimaginable sound, he was screaming so horribly. But then finally he stopped. This was all in a day’s work for the surgeons, but it really left an impression on me because it was my first time.”
Terjemahan:
Aku tahu itu adalah akhir dari lelaki itu, dan dia tidak melawan ketika mereka menuju ke kamar dan mengikat dia kemudian dibaringkan (kemungkinan disuntik lumpuh). Tapi ketika aku mengambil pisau bedah, mulailah dia berteriak. Aku memotong saluran tenggorokan yang menghubungkan dada ke perutnya, dam teriakannya menjadi sangat buruk, wajahnya menggambarkan kesakitan. Dia membuat suara yang akan selalu kuingat, suara teriakannya sangat mengerikan. Tapi, beberapa saat kemudian akhirnya berhenti. Sepanjang hari bekerja untuk membedah, tapi hal tersebut membekas diingatanku (trauma), itu hal pertama aku melakukan pembedahan dengan pasien yang sadar.
Uji Coba Senjata Biologis
Unit 731 bukan hanya terkenal dengan nama buruk mereka, karena melakukan pembedahan hidup-hidup. Ada banyak tawanan yang akhirnya di tahan, kemudian di pancung. Selanjutnya para tim medis akan melakukan tes senjata biologis mereka dan penciptakan wabah/penyakit.
Pada akhirnya 3.000 orang tawanan yang diklaim oleh Jepang, bukan hanya dari China tetapi juga Rusia, Mongolia, dan Korea. Meninggal dengan tragis karena eksperimen dari Unit 731 yang berlangsung sejak 1939-1945. Ketika tawanan masuk, maka tidak ada yang berhasil keluar hidup-hidup.
Selama Perang Dunia II terjadi, tentara Jepang menggunakan senjata biologi untuk menyebarkan wabah penyakit ke kawasan musuh. Namun, diperkirakan Jepang berbohong kepada publik akan kasus yang mereka sembunyikan dulunya. Unit 731 tidak hanya melakukan percobaan kepada 3.000 tawanan, melainkan mencapai 300.000 tawanan.
Bukti & Rekaman
Pada 1984, seorang mahasiswa lulusan Keio Medical University, Tokyo. Telah menemukan rekaman dari eksperimen Unit 731 pada sebuah toko buku. Sebuah halaman buku digambarkan adanya uji coba efek dosis besar dari vaksin Tetanus (kerusakan sistem saraf oleh bakteri).
Gambar menunjukan meja yang dibaringkan seorang tawanan, untuk menguji lama waktu yang dibutuhkan sampai tawanan itu mati akibat virus Tetanus. Juga, terekam bagaimana tubuh mereka mengalami kejang yang hebat sampai akhirnya mati.
Dalam filmnya, Man Behind The Sun memang secara gambling menggambarkan bagaimana unit ini bekerja tanpa hati nurani. Mengambil tawanan dari warna sipil, melakukan percobaan yang kejam, demi memenangkan perang.