Perkembangan lagu Indonesia cukup progresif dan adaptif berdasarkan perubahan zaman, serta kondisi demografis peminat lagu. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran lagu bertemakan self healing, yang hadir ditengah gempuran era quarter life crisis pada kalangan usia muda.
Umumnya, lagu self healing menjadi representasi atas konflik yang dialami individu muda, akibat keadaan yang tertekan pada masa quarter life crisis. Konflik yang terjadi berupa konflik internal, misalnya trust issue, dan konflik kelompok, seperti masalah dalam persahabatan, keluarga, bahkan dalam urusan asmara.
Berikut Lagu Kunto Aji dengan judul Saudade, diperuntukkan bagi pembaca yang senang membaca sambil mendengarkan musik. Semoga bisa menenangkan, dan meyakinkan bahwa kita bisa menebar manfaat.
Quarter Life Crisis
Apa itu quarter life crisis? Menurut Alexander Robbins dan Abby Wilner, quarter life crisis merupakan perasaan khawatir yang hadir atas ketidakpastian pilihan hidup, terkait karir, pertemanan, keluarga, dan kehidupan tentang asmara pada usia 20-an.
Sebagai usia muda yang butuh support system, lagu self healing menjadi salah satu pilihan anak muda untuk sekedar mengakui, bahwa ada masalah dalam diri anak muda tersebut. Setiap anak muda memiliki beragam self treatment untuk merespon konflik yang sedang dialami.
Respon atas konflik yang dimaksud, sebagian di antaranya, ada yang butuh orang untuk berbagi cerita, ada yang butuh tempat untuk refreshing, atau umumnya mulai diistilahkan dengan kata healing, ada pula yang memainkan hobinya, me time, mendengarkan musik termasuk tema self healing dan berbagai treatment lainnya. Namun, metode self treatment yang mengerikan dan perlu dihindari adalah melampiaskan konflik dengan kenakalan remaja. Ini sangat klasik. Sudah ada sejak beberapa zaman sebelumnya, pun demikian dengan berbagai self treatment lainnya.
Korelasi quarter life crisis dan lagu self healing jelas tergambarkan dengan keadaan yang dialami masing-masing individu pada masa quarter life crisis. Masalah kalangan usia muda, menyebabkan munculnya perasaan takut untuk menjadi dewasa. Ini diakibatkan oleh masalah yang kompleks atas berbagai tekanan. Namun, sebenarnya quarter life crisis menyadarkan anak muda, bahwa usia dewasa erat kaitannya dengan masalah, tekanan dan tantangan.
Beberapa keadaan yang menjadi bagian dari quarter life crisis adalah keresahan anak muda pada karir di masa depan. Selain itu, beberapa anak muda resah dan tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya, bahkan ada yang tidak mengenal kemampuan apa dan kelemahan apa yang ada dalam dirinya.
Self Healing
Dalam kehidupan, manusia hidup berdampingan satu sama lain. Konteks berdampingan ini, secara alami memungkinkan manusia memiliki hubungan dengan hewan, tumbuhan, lautan, gunung, lingkungan, alam semesta, bahkan hubungan dengan diri sendiri. Hubungan dengan diri sendiri mempengaruhi hubungan lainnya.
Hubungan ini membutuhkan sinkronitas dan keseimbangan agar tetap terpelihara dengan baik. Namun, realitasnya, hubungan tidak pernah terlepas dari konflik dalam diri dan eksternal. Realitas ini dapat dirasakan langsung oleh setiap orang yang mengalami konflik, seperti adanya dorongan untuk menyalahkan diri sendiri, menyakiti diri sendiri, dan merasa diri adalah sumber masalah.
Dalam buku Self Healing Knowing Your Own Self, ditulis oleh Ibu Diana Rahmasari, menjelaskan bahwa Self healing merupakan metode penyembuhan penyakit bukan dengan obat, melainkan dengan menyembuhkan dan mengeluarkan perasaan dan emosi yang terpendam di dalam tubuh.
Sebagai anak muda yang memasuki usia dewasa, tentu Ia merasa kaget atas berbagai tekanan hidup yang seolah-olah berusaha menjatuhkannya. Terasa seperti dikoyak-koyak oleh keadaan. Inilah yang menimbulkan berbagai macam perasaan dan interpetasi negatif atas diri sendiri.
Hari yang terus berlanjut dengan keadaan seperti itu, semakin memperkeruh pikiran dan perasaan, hingga kesehatan mental mulai diserang. Kondisi ini yang dialami oleh banyak anak muda di Indonesia. Hal ini terbuktikan dengan data Riset Kesehatan Dasar (2018), bahwa lebih dari 19 juta jiwa masyarakat Indonesia dengan usia 15 tahun ke atas, mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta jiwa masyarakat Indonesia dengan usia 15 tahun ke atas, mengalami gangguan kecemasan.
Keadaan ini memang hanya terlihat dengan angka, namun dibalik angka itu, ada 19 juta jiwa anak muda usia 15 tahun ke atas yang tidak dapat hidup dengan tenang di Indonesia.
Hal penting lainnya adalah tidak semua anak muda yang mengalami gangguan, mendapatkan penangan kesehatan mental yang baik. Kondisi ini cukup memprihatinkan, ditambah lagi dengan persepsi banyak orang, bahwa gangguan mental sangat erat kaitannya dengan hal mistis, dan dianggap lebay.
Namun, terlepas dari anggapan banyak orang tentang kesehatan mental, ada beberapa metode self healing yang dapat diterapkan oleh anak muda secara mandiri, di antaranya adalah:
- Forgivness,
- Mindfulness,
- Gratitude,
- Self Compassion,
- Positive Self Talk,
- Expressive Writing,
- Relaksasi,
- Manajemen Diri, dan
- Imagery.
Metode self healing tersebut dapat ditemukan secara lengkap dalam buku Self Healing is Knowing Your Own Self, ditulis oleh Ibu Diana Rahmasari. Dalam buku ini, metode-metode self healing, dijelaskan secara lengkap, dari definisi, manfaat, dan cara penerapannya.
Mendengar Musik juga Metode Self Healing
Musik tidak hanya sebagai media hiburan. Ada beberapa manfaat mendengarkan musik, seperti yang disampaikan oleh Allan P. Merriam, dalam bukunya The Anthropology of Music, di antaranya adalah:
- Musik sebagai media hiburan,
- Musik sebagai terapi kesehatan,
- Musik sebagai ekspresi emosional,
- Musik bermanfaat untuk kecerdasan, dan
- Musik berpengaruh terhadap kepribadian.
Karena musik memiliki manfaat pada terapi kesehatan, maka musik bisa dijadikan sebagai metode self healing. Beberapa jurnal penelitian juga mengungkapkan bahwa musik berpengaruh baik terhadap kecemasan anak muda. Gelombang suara yang dihasilkan oleh musik dapat mempengaruhi hormon-hormon stress, sehingga tidak salah lagi bahwa musik bisa dijadikan sebagai terapi kesehatan mental.
Metode self healing ini sangat mudah diterapkan secara sendiri, sehingga tidak perlu membebani orang lain.
Baca juga Rekomendasi Lagu Self Healing
Keselarasan Lagu Self Healing dan Quarter Life Crisis
Kehadiran lagu yang bertemakan self healing turut berperan dalam kondisi pertahanan dan pembangunan mental anak muda. Jika dikorelasikan dengan masa Quarter Life Crisis, lagu bertemakan self healing merepresentasikan keadaan berupa konflik dan peristiwa yang dialami oleh anak muda. Selain konflik dan peristiwa, lagu self healing juga berusaha mengekspresikan perasaan dan patahnya ekspektasi atas realitas.
Hal yang wajar bagi anak muda untuk merancang peta kehidupan, berupa ekspektasi yang direncanakan dengan baik, namun dipatahkan oleh realitas yang bahkan tidak terduga sama sekali. Tidak menutup kemungkinan, sebagian kalangan anak muda tidak mampu merencanakan peta kehidupan, sehingga tidak bisa menerka-nerka masa depannya.
Sementara di sisi lain, ada orang tua yang menaruh harapan di pundak orang yang sedang berjuang, penyelesaian tugas akhir yang belum berakhir, tuntutan skripsi dari pertanyaan basa-basi sanak keluarga, dosen pembimbing yang sulit dihubungi, pencarian pekerjaan yang semakin sulit, persaingan karir yang kian eksis di media sosial, hubungan pertemanan yang mulai menyepi, tuntutan ekonomi diri sendiri, rasa malu pada orang tua, gengsi yang sulit dibendung, belum lagi bicara hubungan dengan pacar yang selalu timbul masalah.
Keadaan dan tuntutan inilah yang melekat pada diri seorang anak muda dalam masa quarter life crisis.
Peranan lagu self healing sebelumnya, yaitu membantu ketahanan dan pembangunan mental bisa saja menjadi paradoks. Kenapa bisa demikian? Sebab keselarasan keadaan yang direpresentasikan oleh lirik demi lirik dari sebagian lagu self healing, justru mendukung kesedihan, kecemasan, dan kekhawatiran anak muda untuk semakin menjadi larut dalam emosi negatif.
Beberapa pengakuan dari teman saya, sebagian dari mereka bersedih dan semakin tersedu-sedu dalam tangisan saat mendengar lagu self healing tertentu. Memang subjektif, dan tidak bisa digeneralisasi pada semua kalangan anak muda. Tetapi tidak menutup kemungkinan, kondisi yang sama bisa dialami oleh anak muda lainnya.
Namun, umumnya, lagu self healing benar-benar membantu anak muda untuk sebuah pengakuan bahwa mentalnya memang sedang tidak baik. Pelarian mendengarkan lagu self healing menjadi pilihan bagi anak muda untuk mengevaluasi diri sendiri, di saat tidak ada seseorang yang menjadi tempat berbagi keluh kesah.
Lagu self healing tidak hanya hadir membawa konteks keadaan anak muda yang terbatas. Ada banyak macam konteks tentang kehidupan yang hadir dalam lagu self healing.
Namun, sampai saat ini saya masih bingung dengan eksistensi lagu self healing. Apa benar lagu dengan tema self healing murni diciptakan sebagai seni yang membantu ketahanan mental anak muda yang sedang dalam keadaan terpuruk, atau hanya sekedar produk seni yang memanfaatkan keadaan mental rapuh sebagai peluang bisnis suara yang menjanjikan?
Terlepas dari kebingungan tersebut, manfaat dalam lagu self healing yang bisa diambil menjadi salah satu alasan, kenapa lagu self healing harus dilestarikan dan dihargai sebagai karya yang bermanfaat untuk ketahanan mental anak muda.