Mengenal Buku Momu’ato 1: Asal-Muasal Nama Kampung Gorontalo

Buku Momu'ato

Artikel tentang Buku  Momuato 1 bertujuan untuk memperkenalkan Buku Momu’ato 1 sebagai buku rekomendasi untuk dibaca oleh masyarakat Gorontalo.

Huta, huta lo ito Eeya

Tulu, tulu lo ito Eeya

Dupoto, dupoto lo ito Eeya

Taluhu, taluhu lo ito Eeya

Tawu, tawu lo ito Eeya

Boo ito Eeya dilo poluli hilawo

Tanah, tanah milik tuanku

Api, api milik tuanku

Angin, angin milik tuanku

Air, air milk tuanku

Rakyat, rakyat milik tuanku

Tapi tuanku jangan sewenanh-wenang

(Mobiliu, 2015)

Disclaimer: Artikel ini berisi review dan sedikit spoiler mengenai Buku Momu’ato 1.

Sastra di awal merupakan penggalan kutipan dari buku Momu’ato 1. Buku ini ditulis oleh Ali Mobiliu, warga Gorontalo dengan profesi jurnalis sejak tahun 1998. Sebagai seorang jurnalis, Ali Mobiliu tentu punya banyak pengalaman di bidang jurnalistik, salah satunya pernah mengikuti pelatihan jurnalistik di ICMI (BATIC) Orwil Jawa Barat di Bandung.

Nah, singkat sejarah, penulis buku Momu’ato 1 ini kembali ke Gorontalo setelah 10 tahun merantau di kampung orang. Kemudian mulai menulis buku dan sudah berhasil menerbitkan beberapa buku. Pada tahun 2015 buku Momua’to 1 dicetak untuk pertama kalinya. Dan kini, buku Momu’ato sudah dicetak kedua kalinya pada tahun 2021, sekaligus dengan edisi revisi. Hal lain yang mengesankan adalah buku Momu’ato ini berlanjut hingga Momu’ato 2, Momu’ato 3, dan Momua’to 4.

Lantas, apa sih makna Momu’ato? Mungkin beberapa orang ada yang kurang paham arti kata Momu’ato. Jadi, dikutip langsung dari buku Momu’ato 1, Momu’ato artinya membuka. Kata Momu’ato berasal dari kata mo’muo, mohu’ato yang artinya adalah buka atau membuka.

Buku yang berjudul Momu’ato 1 – Membuka Tabir Kisah Asal Mula Nama-Nama Kampung di Gorontao” ini bertujuan untuk mengungkapkan kisah dan sejarah penamaan kampung-kampung tertentu yang berada di Gorontalo. Sumber dan referensi dalam buku ini didapatkan melalui wawancara narasumber dengan para tokoh, literatur atau manuskrip, cerita rakyat turun-temurun, maupun penafsiran langsung penulis buku dengan pendekatan bahasa dan geografis suatu wilayah.

Artikel kali ini, saya akan membahas secara singkat isi yang ada dalam buku Momu’ato 1.

Buku Momu’ato 1: Kampung Gorontalo dari Masa ke Masa

Sejarah Gorontalo memiliki banyak versi. Salah satu sumber mengatakan bahwa ada petualangan 2 manusia yang bernama Moodulio dan Tilonggibila. Ke 2 manusia inilah yang dipercaya menjadi asal-muasal kehidupan manusia di Gorontalo. Sementara itu, ada yang mengatakan bahwa Moodulio dan Tilonggibila ini berasal dari Philipina Selatan yang menjelajah samudera hingga ke perairan Sulawesi.

Kemudian keturunan dari Moodulio dan Tilonggibila mulai banyak, sehingga terbagi menjadi dua kelompok, di antaranya kelompok Pidodotiya dan kelompok Witohiya. 

Sebelumnya, Moodulio dan Tilonggibila saat memasuki perairan Sulawesi, mereka terdampar di lembah yang kemudian dikenal lembah Bangio. Sekarang Bangio ini berada di kawasan Pinogu.

Bicara soal kelompok Pidodotiya dan kelompok Witohiya sangat berkaitan dengan lembah Bangio tadi. Kelompok Pidodotiya adalah kelompok besar yang memilih menetap dan tinggal di Bangio. Sedangkan kelompok Witohiya adalah mereka yang memilih mengembara.

Kelompok Witohiya terus berkembang dan membentuk banyak kelompok. Dari kelompok-kelompok itulah kemudian dikenal linula-linula yang ada di Gorontalo. Kata linula berarti kerajaaan. Adanya linula-linula atau kerajaan ini membuat Gorontalo memasuki abad masa kerajaan.

Secara umum, orang-orang mengenal beberapa kerajaan di Gorontalo, yakni Kerajaan Hulonthalangi, Kerajaan Limutu, Kerajaan Suwawa, Kerajaan Atinggola, Kerajaan Bolango, dan Kerajaan Boalemo. Tapi, dalam buku Momu’ato 1 ini terdapat puluhan kerajaan di Gorontalo. Siapa yang tahu, bahwa ada kerajaan atau linula kecil yang bernama Linggongo, Butage, Motobi’u, dan Wagewo. Saya sendiri baru mengenal kerajaan kecil ini dari buku Momu’ato 1.

Kerajaan Suwawa (Tuwawa)

Kerajaan Suwawa atau Tuwawa berasal dari kata Towawa’a yang berarti  Satu Tubuh atau Satu Badan. Suwawa merupakan kerajaan tertuwa karena memiliki hubungan sejarah yang dekat dengan keuturunan dari Moodulio dan Tilonggibila. Kelompok Pidodotiya dan kelompok Witohiya, punya pandangan yang sama, yakni ingin mempersatukan keturuan Moodulio dan Tilonggibila. Atas dasar itulah, kerajaan Suwawa terbentuk.

Sebagai kerajaan besar, kerajaan Suwawa terdiri dari Linula Linggongo, Linula Butage, Linula Motabiu, dan Linula Wegowo. Suwawa merupakan kerajaan tertua di Gorontalo, sehingg Kerajaan Suwawa dikenal sebagai Linula Tiyombu, sebab melahirkan kerajaan-kerajaan kecil di Gorontalo. Dalam buku Momu’ato 1 mengatakan ada 49 raja atau Olongia yang memimpin Kerajaan Suwawa, dengan raja terakhir bernama Tangahu.

Linula Suwawa diperkirakan berdiri sejak abad V atau VI Masehi, dengan pemimpin pertama adalah Ratu Ayudugiya 1. Ratu Ayudugiyaa 1 ini memerintah kerajaan dari bangsal yang dikenal dengan Leda-Leda. Atas waktu berdirinya kerajaan Suwawa, dapat dianggap bahwa Suwawa (Bone Bolango) merupakan kampung tertua di daratan Gorontalo.

Kerajaan Suwawa hanya dibahas secara singkat dalam artikel ini, ya. Tak afdol jika tidak membaca bukunya langsung, hehe.

Selain bicara Gorontalo dari masa kerajaan, buku ini juga sempat membahas Gorontalo pada masa penjajahan. Buku Momu’ato 1 membahas Gorontalo pada masa kemerdekaan Republik Indonesia, hingg membahas sejarah terbentuknya Provinsi Gorontalo.

Provinsi Gorontalo

Sebelum terbentuk, Gorontalo termasuk dalam Daerah Tingkat 1 (Dati 1) Sulawesi Utara-Tengah. Hal ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 tahun 1960, pasca setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Kemudian pada tahun 1964, diterbitkan aturan baru mengenai Daerah Tingkat 1 di Sulawesi menjadi 4 wilayah, yakni Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi, Tenggara, dan Sulawesi Tengah. Gorontalo masih termasuk dalam Daerah Tingkat 1 Sulawesi Utara.

Singkat sejarah, Gorontalo menjadi sebuah provisi pada tahun 2000 melalui Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000. Selang tiga tahun kemudian, Provinsi Gorontalo terdiri dari 1 kota dan 5 kabupaten, yakni Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato, dan Kabupaten Gorontalo Utara.

Hingga pada tahun 2020, ada 77 kecamatan, 72 kelurahan, dan 657 desa yang tersebar di Provinsi Gorontalo.

Tomilito, Uwanengo di Gorontalo Utara

Dalam buku Momu’ato 1 ini, hal yang paling membuat saya terkesan adalah bagian 8, yakni ”Tomilito, Uwanengo di Gorontalo Utara”. Sejak awal terbentuknya Kecamatan Tomilito di Gorontalo Utara, saya penasaran apa arti Tomilito. Kenapa harus dinamakan Tomilito? Di buku inilah jawabannya!.

Saya sendiri memang jarang membaca buku sejarah, makanya kurang paham menyoal sejarah Gorontalo. Mungkin buku-buku lain sudah pernah membahas Tomilito di Gorontalo, dan hingga saat ini yang saya baru menemukannya di buku Momu’ato 1. Alasan lain kenapa saya penasaran arti Tomilito karena Tomilito erat dengan sejarah kehidupan saya.

Kata Tomilito erat kaitannya dengan sejarah Gorontalo Utara. Kerajaan di Wilayah Gorontalo Utara secara umum, orang hanya mengenal Kerajaan Atinggola. Namun, pada abad XIII Masehi, selain kerajaan Atinggola, terdapat juga Linula Tomilito. Tomilito adalah kerajaan yang disegani, sebab kerajaan Tomilito ini pernah berafiliasi dengan Kerajaan Limutu.

Selain itu, kata Tomilito berasal dari padanan kata Tombi-tombi pidu Liito, yang berarti kawasan yang berderet pulau-pulau. Tentu arti ini sesuai dengan kondisi geografis wilayah Gorontalo Utara. Berdasarkan data BPS Gorontalo Utara tahun 2019, jumlah pulau di Gorontalo Utara sebanyak 53 pulau. Kabupaten dengan jumlah pulau terbanyak di Provinsi Gorontalo.

Gorontalo Utara adalah kabupaten yang terkenal dengan keindahan pulau yang berjejer di wilayah utara Gorontalo. Jika pernah mendengar Pulau Saronde, itulah sebagian keindahan geografis Gorontalo Utara. Kini, ada beberapa pulau di Gorontalo Utara yang tidak kalah menarik dengan Pulau Saronde, di antaranya Pulau Mohinggito.

Tomilito juga berasal dari kata Tomelito. Arti Tomelito adalah kawasan yang datarannya dipenuhi oleh tumbuhan jahe.

Asal muasal kata Tomilito ini tidak hanya berasal dari dua versi tersebut. Ada yang mengatakan Tomilito berasal dari To’u hemelitayi. Kata tersebut menggambarkan kondisi tanah di pegunungan yang ikut terbawa arus saat hujan. To’u artinya tempat, dan Milito artinya anak tanah dari gunung yang ikut terbawa arus.

Hal Menarik dari Buku Momu’ato 1

Sebagai buku yang insightfull menyoal sejarah penamaan kampung di Gorontalo, saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca. Berikut hal yang menarik dari buku Momu’ato 1:

  1. Buku ini menggunakan gaya bahasa yang mudah untuk dibaca, baik anak muda, akademisi, anak sekolahan, orang tua, dan semua kalangan. Kamu akan merasa masuk dalam sejarah kalau baca buku ini, hehe.
  2. Buku ini membahas asal mula setiap kampung secara terpisah. Hal ini memudahkan kamu memahami asal-mula nama kampung.
  3. Setiap istilah bahasa Gorontalo memiliki arti.
  4. Buku ini memiliki halaman wawasan, sehingga kamu makin bertambah wawasan.
  5. Buku ini lengkap dengan jumlah kecamatan dan desa yang berada di setiap kabupaten/kota.

 

Penulis: Sahril Humolungo

Editor: Hudalil Mustakim

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bergabung di Buletin Growthney dan dapatkan email pemberitahuan dari kami!

We promise we’ll never spam! Take a look at our Privacy Policy for more info.

5 Essai Pilihan

Section Title

⚡Terpopuler Pekan Ini