Beranda » Anak Muda » Stigma Rokok tidak Mengenal Jenis Kelamin

Stigma Rokok tidak Mengenal Jenis Kelamin

Stigma Rokok tidak Mengenal Jenis Kelamin

Stigma Rokok tidak Mengenal Jenis Kelamin

Tulisan ini dibuat untuk kembali mengulas tulisan dari Trisnawati, yang mana membahas mengenai stigma wanita yang merokok. Sudah tidak kaget rasanya, ketika ada banyak pihak pro dan kontra yang menghiasi laman komentar. Tidak sedikit orang yang memang berpikir bahwa wanita yang menyukai rokok, otomatis dilabeli sebagai wanita nakal.

Menurut saya pribadi, tulisan itu memang wajar mengundang banyak pertanyaan dan ocehan dari mereka yang memang tidak menyukai wanita perokok aktif. Jika berangkat dari pengalaman saya, stigma ini tidak hanya terjadi bagi kaum wanita, namun juga kaum pria yang tidak menyukai rokok.

Baca Juga: Opini: Menjadi Wanita, Menikmati Rokok saja Sulit

Meninjau Stigma Rokok dari Berbagai Perspektif

Stigma Rokok dalam Gender & Sex

Dari sudut pandang Gender Equality, stigma rokok ini memperjelas bahwa wanita akan dianggap istimewa jika tidak merokok, ada nilai lebih terhadap mereka yang tidak merokok (Katanya). Ini tentu saja tidak berlaku hanya untuk wanita, pria yang tidak merokok sekarang mulai dianggap keren (Peduli kesehatan), perlahan-lahan stigma ini akan menempel juga pada pria. Stigma bahwa pria yang menyukai rokok, tidak sayang terhadap dirinya sendiri.

Kesehatan

Lalu dari sudut pandang kesehatan, merokok sangatlah buruk untuk perempuan. Ada banyak penyakit yang ditimbulkan oleh rokok pada kaum wanita, seperti kerusakan rahim. Begitu pun dengan pria, ada banyak dampak buruk yang dapat mereka alami nantinya, seperti kerusakan kerongkongan, hingga hipertensi. Dampak buruk ini tidak mengenal jenis kelamin, rokok nyatanya memang berbahaya jika dihisap secara berlebihan

Ekonomi

Dari segi ekonomi, banyak pejuang tembakau yang selalu menperlihatkan bahwa pajak rokok merupakan salah satu pendapatan pajak negara yang terhitung banyak. Namun, mereka selalu menutup mata mengenai fakta bahwa negara harus mengeluarkan banyak anggaran, hanya untuk menyembuhkan penyakit yang ditimbulkan pada tubuh mereka akibat rokok.

Pajak yang dihasilkan dari rokok tahun 2021 sebesar 147 Triliun. Sedangkan, kerugian negara akibat penyakit yang ditimbulkan rokok sebesar 513 Triliun, 3 kali lebih besar dari pajak yang diterima.

Kerusakan Alam

Efek rumah kaca dari asap rokok menjadi bagian dari sumbangsi pemanasan global, polusi dan juga sampah yang ditimbulkan akibat puntung yang dibuang sembarangan. Bahkan, saya pernah melihat potret ikan yang menelan sampah puntung rokok, ini hanya satu dari sekian banyak mahluk hidup yang menikmati kerusakan yang dibuat oleh manusia.

Kenyamanan Publik

Merokoklah pada tempatnya, tidak semua layanan publik dapat anda jadikan ruang untuk merokok, apalagi dilayanan publik seperti bis dan ruang tunggu. Tahukah anda, bahwa rokok bisa mengganggu kenyamanan orang disekitar? Asap rokok yang mengandung nikotin, akan sangat berbahaya bukan cuma untuk diri sendiri, namun juga orang lain yang menghirupnya.

Baca Juga: Rokok dan Hak Perokok Aktif

Belum lagi dengan banyaknya kasus pengendara, yang mengalami kecelakaan karena serpihan asap rokok dan abu yang mengenai mata pengendara lain. Tentunya selain berbahaya untuk diri sendiri, juga berbahaya untuk orang lain yang tidak bersalah.

Stigma buruk merokok untuk kaum wanita, seharusnya bisa kembali ditinjau. Bahwa, stigma ini tidak hanya berlaku untuk wanita, namun juga pria. Dipandang dari berbagai macam perspektif, tetap saja bahaya rokok tidak mengenai gender dan jenis kelamin.

Stigma buruk wanita yang merokok hanyalah mitos yang dibuat oleh media, seakan-akan hanya kaum pria saja yang dapat menangkis bahaya rokok dengan pelabelan maskulinnya (Padahal zaman orde baru tidak masalah dengan wanita yang menyukai rokok).

Penulis: Mr Daud

Editor: Hudalil Mustakim

Related Post

One Reply to “Stigma Rokok tidak Mengenal Jenis Kelamin”

  1. Yang dibahas malah secara umum ga kena terhadap stigma yang dimaksud. Ubah aja sih judulnya menjadi Pengaruh Rokok terhadap kesehatan dan perekonomian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *