Mahasiswa dalam Kampus
Kampus merupakan suatu jenjang pendidikan untuk mereka, yang ingin melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi. Kampus sering disebut sebagai tempat kebebasan berekspresi bagi mahasiswa, bahkan tidak jarang ada banyak sekali kegiatan kampus yang diselenggarakan oleh mahasiswa itu sendiri.
Di kampus, mahasiswa dapat bertemu dengan berbagai macam latar belakang orang yang berbeda-beda, mulai dari daerah asal yang berbeda, latar belakang keluarga, hingga budaya yang berbeda-beda. Menjadikan kampus sebagai versi mini pulau yang merangkul semua budaya.
Artikel Terkait: Mahasiswa dan Eksistensialisme
Mahasiswa dan Organisasi
Organisasi sendiri tidak bisa dipisahkan dari kegiatan mahasiswa, selain mengikuti perkuliahan menimba ilmu di kampus. Karena begitu banyak manfaat berorganisasi yang bisa kita dapatkan, untuk membangun rasa kepercayaan diri. Namun, ada banyak juga mahasiswa yang tidak mementingkan pengalaman dalam berorganisasi.
Mahasiswa ini lebih akrab disebut sebagai Mahasiswa Kupu-Kupu, jenis mahasiswa yang tidak mementingkan kegiatan organisasi apapun. Padahal, organisasi memungkinkan kita untuk dapat membentuk rasa kepercayaan diri, serta mengenal sejauh mana kemampuan kita. Dalam berorganisasi, jiwa kepemimpinan kita dapat dilatih dengan sangat baik.
Organisasi di lingkungan kampus tidak hanya menjadi tempat belajar hal baru, namun mahasiswa dilatih untuk lebih mandiri dan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Beragam jenis organisasi yang umumnya ada di kampus-kampus di Indonesia seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Senat Mahasiswa Fakultas (Senma), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), bahkan ada banyak juga organisasi luar kampus.
Pentingkah Organisasi Itu?
Lantas, yang banyak dipertanyakan oleh sebagian orang, khususnya calon mahasiswa ialah, pentingkah mengikuti berbagai macam kegiatan kampus? Apa manfaat yang bisa dipetik? Apa pengaruh organisasi dalam proses belajar di perkuliahan?
Semuanya balik lagi ke diri kita masing-masing, namun umumnya organisasi akan melatih kita untuk dapat mengatur dan menggunakan waktu sebaik mungkin. Agar, waktu perkuliahan dan organisasi tidak bertabrakan. Ini merupakan bagian yang penting, di mana akan kita terapkan dalam dunia kerja.
Adapun Manfaat mengikuti organisasi yang ada di kampus bagi mahasiswa antara lain :
- Melatih diri untuk menjadi seorang pemimpin (Leadership)
- Menambah Wawasan
- Belajar mengatur waktu
- Mengasah Kemampuan Sosial
- Problem Solving dan Manajemen Konflik
- Memperluas jaringan atau Networking
- Membentuk Pola pikir yang baik
- Meningkatkan Kemampuan berkomunikasi
- Melatih public speaking dan masih banyak lagi.
Setelah mengetahui banyak manfaat mengikuti organisasi di kampus, apakah kamu tertarik untuk mengikutinya juga? Organisasi akan melatih kemampuan berpikir dan manajemen waktu yang lebih baik, sehingga dapat mencapai target yang lebih tinggi, di mana dapat diterapkan dalam dunia kerja nantinya.
Artikel Terkait: Mahasiswa Wajib Coba! Tips Hidup Hemat di Jakarta
Dampak negatif dari organisasi sepertinya berbeda-beda, karena sebagian besar banyak yang dapat menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa sekaligus sebagai anggota organisasi, dengan waktu yang sangat baik. Mahasiswa yang terlalu asik dengan organisasi, maka sebagian besar tidak dapat mengatur waktunya untuk mengikuti perkuliahan.
Padahal, mengatur waktu akan kegiatan organisasi dan perkuliahan menjadi syarat yang wajib untuk dilatih, supaya bisa seimbang. Semua kebutuhan dari kegiatan organisasi membutuhkan kekuatan berpikir kritis, serta calon mahasiswa juga dapat menyiapkan berbagai dana tak terduga, untuk mengatur keuangan yang selama ini cukup sulit dilakukan oleh sebagian besar mahasiswa.
Oleh karena itu, kalian sudah mempersiapkan diri mengikuti berbagai macam kegiatan organisasi? Mengatur waktu yang dibutuhkan, sangat penting untuk kalian yang ingin memulai berlajar hal baru. Pengalaman dari organisasi, akan membentuk pribadi yang lebih baik, dengan segudang pengalaman.
Penulis: Radhen Ajeng
Editor: Hudalil Mustakim
