Hidup di Lingkungan Miras
Sebagian besar dari kita sepakat bahwa, miras (minuman keras) memiliki dampak negatif bagi tubuh. Saya rasa semua pembaca sudah tau dampak dari minuman keras tersebut. Jadi, kiranya tak perlu dijelaskan lagi dampak yang lebih spesifik.
Seperti halnya kebutuhan hidup, miras dari dulu hingga saat ini sudah banyak digandrungi oleh masyarakat, baik dari remaja sampai dengan orang tua. Miras juga sering menjadi alasan setiap orang untuk menghilangkan stres dan capek, agar pikiran menjadi lebih bebas dan tanpa beban.
Artikel Terkait: Opini: Menjadi Seorang Sarjana
Seiring berkembangnya zaman, kini miras menjadi satu hal yang wajib dalam sebuah perayaan (bagi yang mengonsumsi) semisal pada perayaan ulang tahun orang dewasa, hingga merayakan hari jadi pernikahan dalam masyarakat strata yang tinggi.
Tanpa ada kode atau permintaan dari orang yang diundang pada acara tersebut, si pemilik justru menyediakan miras, mungkin tanpa miras acara tersebut tidak akan seru kiranya. Pengalaman yang saya temui, sebagian besar remaja tidak lengkap rasanya jika tidak ditemani miras selagi merokok. Katanya, kurang nikmati dan tidak keren jika tidak ditemani miras.
Berdasarkan pengalaman saya di atas, kembali membawa saya ketika masih duduk dibangku SMP (sekolah menengah pertama). Di mana, didominasi oleh lingkungan yang sebagian besar mengonsusi rokok dan miras. Selama ini, saya bergaul dengan mereka dan tidak pernah merasakan gangguan sama sekali.
Minuman Keras dan Gaya Hidup
“Jangan bergaul sama mereka, pemabuk, nanti kamu juga jadi ikut-ikutan,” begitu setidaknya wejangan yang diberitahu kepada saya, ketika bertemu dengan teman maupun orang tua di kampung. Padahal, selama ini saya tidak pernah menyentuh barang sedikit pun.
Kita hidup dalam sebuah lingkungan, yang memandang bahwa perilaku seperti mabuk-mabukan merupakan hal yang buruk, membahayakan diri sendiri, bahkan terkadang membuat kekacauan di lingkungan sekitar dengan tingkah tak terkendali mereka.
Mungkin, kesehatan bukanlah hal yang penting bagi remaja yang tergila-gila dengan miras. Setelah kesehatan mereka pergi, barulah menyesal. Miris bukan? Remaja dan anak muda zaman sekarang lebih mementingkan gaya dibandingkan dengan kesehatan mereka.
Bahkan, tidak jarang banyak yang memamerkan miras dengan mengunggahnya di akun media sosial pribadi mereka. Sebenarnya, hal ini tidak masalah selagi tidak merugikan orang lain. Namun, sedikit ada rasa kasihan ketika mereka kecanduan miras.
Artikel Terkait: Lunturnya Bahasa Tradisional Gorontalo, di Tanah Gorontalo
Saya bahkan bisa hapal beberapa perilaku teman saya, di mana akan mengunggah cerita di media sosial mereka, dengan pose tak sadarkan diri akibat terlalu mabuk. Akibatnya? Tentunya akan berdampak pada diri sendiri, tidak jarang banyak yang memulai kekerasan fisik kepada orang yang tidak mereka kenal karena pengaruh minuman keras.
Berdekatan dengan perayaan Idul Adha pada bulan Juli ini, setidaknya jangan membuat gaduh dengan mengonsumsi minuman keras hingga mengacaukan acara orang lain. Sangat tidak etis rasanya, ditambah aksi minuman keras ini sering membuat kegaduhan seperti yang sering terjadi di kampung halaman saya.
Penulis: Ziat Hasan
Editor: Hudalil Mustakim