Apakah kamu bisa menilai kemampuan dirimu sendiri? atau sudah yakin dengan ilmu yang kamu kuasai itu tepat? Lantas, kalau bisa dipertanggungjawabkan, apakah sah-sah saja kalau sampai mengerdilkan kemampuan orang lain? Awas, bisa jadi kamu sedang terpapar Efek Duning Krugger.
Menjadi mahasiswa itu tanggung jawab pribadi, pun demikian dengan ilmu yang kamu emban. Sebagai seorang pelajar sudah sepatutnya ilmu yang dipelajari itu bisa diterapkan pada kehidupan pribadi supaya bisa bermanfaat untuk kamu dan orang lain.
Toh, jadi mahasiswa kan harus bisa menerapakan Tridarma Perguruan Tinggi juga. Kampus memang tak melulu soal kelas dan dosen saja, ada banyak tempat lainnya yang bisa dijadikan ruang untuk kamu belajar. Seperti, komunitas akademik, organisasi extra maupun intra, atau belajar bersama di media Growthney tercinta ini.
Terkadang kesempatan ini tidak dibarengi dengan kebijkasanaan dalam bersikap sebagai seorang mahasiswa yang katanya ‘berilmu’. Tidak sedikit loh, mahasiswa yang merasa superior di hadapan orang yang tidak menempuh pendidikan formal, bahkan kepada teman seperjuangannya sendiri, merasa paling tau segalanya dan mau menang sendiri.
Ini dia mahasiswa yang mengaku paling progresif dengan hobi foto berpose pegang buku sambil menyeruput kopi. Misalnya saya sendiri. Ya, saya sedang membicarakan diri sendiri yang kalau dingat-ingat cukup memalukan plus memilukan.
Mungkin ini yang dimaksud Umar bin Khatab sebagai tahapan orang dalam berilmu:
“Jika seseorang memasuki tahapan pertama maka dia akan sombong, pada tahap selanjutnya dia akan Tawadhu atau rendah hati, dan pada tahap terakhir dia akan merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya”.
Pepatah yang cocok menggambarkan situasi ini adalah “Padi semakin berisi maka semakin merunduk”.
Kalau kita sedikit merenung, mungkin sepintas akan terpikir sungguh keterlaluan kita-kita sekalian ini. Dapat ilmu sedikit, berlaga sok jadi expert di hadapan orang lain. Kebiasaan ini biasanya muncul ketika kita baru belajar tentang sesuatu yang baru, padahal itu baru kulit luarnya saja, masih ada kulit-kulit lainnya yang harus dikupas supaya dapat buahnya.
Sadar atau tidak, hakikat dari pengetahuan itu terus berkembang, ibarat pohon yang terus bertumbuh. Kira-kira begini, semakin kita mendalami ilmu baru, maka kita akan semakin sadar bahwa ilmu yang baru dipelajari itu belum ada apa-apanya.
Dalam ilmu Psikologi, sikap ego semacam ini dikenal dengan istilah Efek Dunning Krugger. Sederhananya, kondisi bias kognitif di mana seseorang percaya bahwa dirinya memiliki kompetensi tertentu dan merasa lebih mampu, lebih baik. Pokoknya super-duper jago, yang pada kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang dikatakan. Menurut si peneliti, David Dunning dan Justin Krugger, hal ini terjadi karena kurangnya metakognisi dan adanya faktor heuristik.
Penelitian mengenai kondisi ini pertama kali dilakukan oleh David Dunning dan Justin Krugger dalam makalah yang diterbitkan oleh Journal of Personality and Sociology pada tahun 1999. David dan Justin bilang bahwa:
“Fenomena ini ada karena dorongan akibat beban ganda yang dimiliki oleh orang tersebut, pada satu sisi tidak ahli dalam kompetensi tertentu, dan di sisi lain dia tidak bisa mengelola mentalnya untuk mengakui bahwa dia tidak mampu”.
Dalam kondisi seperti ini, Efek Dunning Krugger justru bisa jadi bumerang untuk kita sendiri. Sikap seperti ini dapat berisiko menimbulkan respon negatif dan kita bakal kehilangan respect dari orang lain. Lalu bagaimana kita menyikapi tipikal si paling mahasiswa seperti ini? yang bisa kamu lakukan cukup dengan tersenyum dan tidak merespon lebih, apalagi sampai membantah dengan nada tinggi.
Baca juga: Refleksi Kampus dalam Pandangan Si Paling Milenial
Kalau pengalaman saya, karakter semacam ‘saya ini’ agak susah dikasih tahu. Biarkan bagai angin lalu, nantinya juga bakalan sadar sendiri kok, kalo sebenarnya sikap ini tuh malu-maluin diri sendiri.
Sebagai sikap pembenahan dari ke-konyol-an seperti itu, hal kecil yang bisa saya lakukan adalah lebih membuka diri dari kritik orang lain dan bisa menghargai pendapat yang berbeda. Karena belum tentu kita lebih tahu, kita ini mahasiswa bukan maha-tahu. Berusahalah untuk tidak terlalu mendominasi dan sebisa mungkin untuk menggunakan kata-kata yang mudah dipahami, dengan begitu komunikasi yang terjalin bisa menjadi lebih sehat.
Dari sedikit penjelasan di atas, kamu bisa searching di internet untuk tahu lebih dalam mengenai Dunning Krugger Effect. Ya, paling tidak, tulisan ini bisa menyentil sedikit bagaimana kebiasaan buruk kita sebagai mahasiswa dalam bersikap. Apabila tulisan ini masih sulit untuk dimengerti maksud dan tujuannya, berarti komunikasi yang terjalin antara kita kurang efektif, atau mungkin kamu sedang terpapar Efek Dunning Krugger saat membaca tulisan ini, saran saya jangan minta tanggapan Lesti untuk tahu jawabannya.