Daftar Isi
Kisah lucu selalu saja menjadi topik yang segar untuk didengarkan, atau dibacakan (?). Mendengar kerabat menceritakan kisah lucu dan menarik adalah sebuah hiburan tersendiri. Namun, bagaimana jika kisah lucu ini berasal dari kisah nyata di negeri tercinta kita, Indonesia.
Sudah 77 tahun sejak negara ini berdiri, di proklamirkan seorang tokoh, dengan gagah berdiri dengan suara lantang mengatakan bahwa dengan “Kemerdekaannya, cara saksama dan tempo yang sesingkat-singkatnya”, ini sepenggal kata yang bisa di kutip.
77 tahun dengan tema “Pulih dengan cepat bangkit lebih kuat“, tema yang begitu menarik semangat semua orang di penjuru nusantara yang mengidam-idamkan kemerdekaan di pintu gerbang sana.
Entah kapan mereka akan sampai ke pintu gerbang yang di janjikan karena “perjuanganku lebih muda karena mengusir penjajah tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Ir. Soekarno.
Banyak drama yang terjadi di setiap episode (periode), ingatkah kita kemarin sempat bergontok-gontokan mengenai penikaman seorang menteri menggunakan senjata ninja dari Konoha dan pada saat itu juga ada kasus penting yang sedang dibahas soal tarik ulurnya pembebasan seorang tokoh bom bali, ini dongeng pertama yang saya ingat di periode awal soal isu-isu nasional, yang mana tertutup dengan kasus-kasus yang di luar nalar.
Baca Juga: Negara adalah Negeri yang Hilang Arah
Kisah Lucu Bagian Satu
Kasus pertama ini masyarakat dibuat belajar dalam mencari yang mana sih? Isu nasional sebenarnya masyarakat dibuat belajar menganalisis, tapi substansialnya di sini adalah kebijakan publik mengenai seorang tokoh besar (Abu Bakar Ba’asyir).
Tapi yang disayangkan, kita hanya fokus di akun media sosial untuk nyinyir, menimbulkan pro dan kontra soal penikaman seorang menteri, sehingga perbincangannya bukan soal kebijakan tarik ulur pembebasan seorang tokoh.
Kisah Lucu Bagian Dua
Berjalannya waktu, tidak lupa kisah tentang persoalan RUU KUHP di mana semua orang membahas berbarengan omnibuslaw, ibu kota negara yang di pindah, pada saat ini pula fokus publik di bedah soal penistaan agama yang di mana hanya masalah kata fiksi dan fiktif.
Sehingga lagi-lagi fokus publik sudah tidak lagi soal substansial perihal analisis kebijakan karena isu nasional yang memetakan pro dan kontra soal penistaan agama masih sama lagi kedudukan analisis kebijakan tak substansial.
Kisah Lucu Bagian Tiga
Kemudian, kita digegerkan mengenai polisi yang akhirnya menembak anak buahnya, yang terjadi di rumah polisi dan hingga hari ini pun kasus tersebut dipecahkan pro dan kontra, bak film detektif Conan yang piawai memecahkan teka-teki. Isu ini pun ditutup oleh berbagai macam elemen yang akhirnya penentuan substansialnya soal kedudukan hukum bahkan tarik ulur pun terjadi.
Kisah Bagian, Ah Sudahlah
Dan hari ini, telah viral di mana penentuan kebijakan yang sangat mulus aksi demo dengan kata kasar menjadi bahan momongan jagat sosial media. Sehingga kita terlalu fokus membahas soal orator dengan kata kasar sampai lupa SK (Surat Keputusan) telah disepakati bahwa BBM (Bahan Bakar Minyak) telah naik.
Semua orang teralih perhatiannya membahas hal yang tidak substansial karena timbul pro dan kontra soal orator sampai lupa BBM telah naik dan tidak tahu siapa yang kita salahkan!? Lagi!?
Inti dari tulisan ini ialah mengingatkan kembali kepada teman-teman, kasus/isu dan lain sebagainya, bahwa jangan dilupakan karena banyak hal yang luput di pandangan kita. Seharusnya kita lebih paham dalam memahami pembahasan yang lebih substansial, bukan masuk lebih jauh ke persoalan pro dan kontra dari isu yang tak substansial, contohnya di setiap kasus lucu yang telah saya ceritakan.
Akankah Kisah Ini Terus Berlanjut?
Masalah minyak goreng kemarin sudah di gunakan untuk menggoreng isu hari ini sehingga masyarakat ikut tergoreng.Sekarang bahan bakar untuk membakar semangat birokrasi akibat sudah tidak ada lagi barisan oposisi ilmiah yang dilakukan oleh parlemen jalanan. Iuran hari ini harus di jalankan dengan kenaikan hingga 11% untuk membayar kesuksesan tim dalam menjalankan aksi.
Dan yang terakhir, bahan pokok yang akan jadi komposisi dalam berjalan negara ikut naik agar cita rasa dalam menjalankan negara lebih mengunggah sensasi.
Baca Juga: Screenshot iPhone & Perilaku ‘Pengais Validasi’
Pesan terakhir negara sudah Urgent karna ketimpangan sosial semakin merajalela dan nyata di depan mata. Perkara pendidikan, isi perut, lapangan pekerjaan dan masih banyak lagi yang harus kita benahi, tapi kita hanya fokus soal politik itu sendiri. Tensi politik boleh naik tapi jangan lupa tensi pendidikan juga harus lebih dinaiki lagi.
Bagaimana? Cukup menarik kisah lucu negeri tercinta kita ini, bukan begitu? Sekian.
Penulis: Genta
Editor: Hudalil Mustakim