Beranda » Opini » Sebuah Penolakan: Mimpi Dipeluk Kapitalis

Sebuah Penolakan: Mimpi Dipeluk Kapitalis

Ekonomis Kapitalis adalah

Sebuah Penolakan Mimpi Dipeluk Kapitalis

Alhamdu S Rahman membuka tulisannya yang berjudul Pelukan Mimpi Dalam Ekonomi Kapitalis yang menjelaskan tentang kebebasan penuh yang diberikan oleh kapitalisme terhadap individu, namun saya pikir pendapat itu keliru secara realitas, kita semua sadar akan itu. Salah satu contoh dari kebiadaban kapitalis dalam merenggut kebebasan individu ialah kontrak kerja yang penuh dusta.

Resensi dari Sebuah Tulisan

Mereka membatasi usahamu dengan upah dan porsi kerja yang semena-mena. Kita mungkin perlu memahami tidak sebatas apa yang dimaksud dengan equality atau equity. Namun harus lebih membuka wawasan lagi, bahwa terdapat sebuah liberation yang sejatinya mampu mengatasi masalah dalam sudut pandang tersebut.

Artikel Terkait: Rokok, Budak Kapitalis, dan Stigma Wanita Perokok

Kemudian, munculah negara sebagai malaikat dengan mengeluarkan aturan yang membatasi pemilik perusahaan dalam mengelola ekonomi wilayah, padahal negara membuat sesuatu yang menguntungkan pihak yang mengelolanya juga. Untuk melanggengkan kekuasaan negara, para politisi membutuhkan uang (dari pemilik).

Kapitalis Negara dan Perusahaan

Untuk mempermudah pengoperasian pemilik bisnis, maka ia perlu mendukung negara. Saya kira, dengan ini sudah jelas untuk pokok permasalahannya. Tidak ada yang meragukan analisis Marx dengan sosialismenya, bahkan saat bertemu pada tahun 1844 Bakunin mengapresiasi itu,

“Ia (Marx) lebih berpengetahuan (dalam hal mengatur strategi) daripada aku.”  Akan tetapi, menurut Bakunin, Marx tidak pernah sampai pada akar dalam membasmi ketidaksetaraan. Lebih singkat, Max Stirner merumuskan dalam bukunya yang berjudul The Ego and Its Own, bahwa sosialisme menundukkan individu ke negara dan kapitalisme menundukannya ke perusahaan.

Kemudian Stirner melanjutkan pada bagian yang lain jika, “The object of the state is always the same: to limit the individual, to tame him, to subordinate him, to subjugate him,”  Objek negara selalu sama, mengeksploitasi rakyatnya. Serta, objek perusahaan selalu sama, mengambil keuntungan (bagaimanapun caranya) pada masyarakat.

Keduanya sama-sama menjadikan masyarakat sebagai objek, lantas? Masih mau menggantung nasib pada mereka?

Allah SWT berfirman dalam Surat Ar-Ra’d, ayat 11,

إِنَّ اللهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Tidak ada yang bisa menolongmu, bahkan negara dan para tuan. Kecuali dirimu sendiri atas kebebasan berkehendak yang Tuhan telah berikan. Guna menambah referensi Anda (mungkin bisa dibagikan kepada masyarakat), seperti dalam kisah yang tertuang dalam film The Take (alkisah masyarakat yang mengelola pabrik mereka sendiri tanpa bantuan negara maupun perusahaan), atau lebih luas lagi tentang bagaimana anarkisme Spanyol dalam mengelola ekonomi mandiri pasca revolusi Spanyol 1936, yang berjudul La Utopia.

Artikel Terkait: Pelukan Mimpi dalam Ekonomi Kapitalis

Maka dari itu, kebebasan untuk bermimpi harus direbut kembali, tolak segala perbudakan. Akan tetapi, itu akan menjadi percuma jika mimpimu sebatas kaya (materialis), hingga mengharap bantuan dari jabatan strategis negara. Saya yakin, semua akan berakhir sama.

Semoga dipertimbangkan kembali, apakah Anda rela membuat masyarakat lain (keluarga) selayaknya di posisi yang Anda jalani sekarang. Masa iya, jika Anda membenci kapitalisme, Anda sendiri ingin menjadi mereka dalam melakoni perbuatan tercela tersebut.

“Kebebasan tidak diberikan, ia harus diambil”

Stirner

Penulis: Galang Panrangrengi

Editor: Hudalil Mustakim

Related Post

4 Replies to “Sebuah Penolakan: Mimpi Dipeluk Kapitalis”

  1. Terima kasih atas tanggapannya, Pak Guru. Siapapun bisa membuat sistem dan aturannya sendiri, Kak. Setiap manusia memiliki pikiran perihal apa yang terbaik bagi dirinya sendiri, entah sistem yang berasal dari Tuhan atau yang lainnya. Salam perjuangan! Semangat, hidupilah hidup. Raih apa yang menurut kita ideal.🖤

    1. Setiap insan memang punya pegangan hidup sendiri hanya saja kita tetap memperhatikan apa perintah sang pencitpa, sebagaimana sebuah handphone di ciptakan dan di lengkapi dengan buku panduan. Begitupun manusia di ciptakan kemudian di berikan panduan entah itu berdasarkan Al-qur’an, Sunah ataupun yang lainnya. Karena bisa jadi apa yang terbaik menurut manusia tapi belum tentu baik disisi sang pencipta dan yang baik menurut sang pencipta, pasti baik untuk manusia. Tidak ada maksud untuk menggurui, hanya ingin sharing dan semoga tetap istiqoma dalam memberikan tulisan terbaik. Teringat dengan sebuah kalimat “Jika kita ingin melihat dunia, maka membacalah dan jika kita ingin di kenang dunia, maka menulislah. Salam perubahan bagi kaum rebahan💪.

      #AnakPetani

  2. Alhamdulillah. Masih banyak anak mudah yang peduli akan masyarakat lain yang saat ini terzolimi oleh para kaum pemilik modal. Seharusnya kita butuh sistem aturan yang tidak berpihak ke siapapun dan sumber hukum yang di ambil bukan dari manusia itu sendiri. Semoga tulisan teman² bisa kita implementasikan di kehidupan sehari-hari.

    Orang² berkualitas tercipta dari mereka yang malas.

    Salam dari AnakPetani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *