Haji Agus Salim yang mempunyai nama kecil Mashudul Haq yang artinya “Pembela Kebenaran”, lahir pada tahun 1884, lima tahun lebih muda dari Kartini. Haji Agus Salim adalah orang yang cerdas, terbukti dari prestasi lulusan sekolah terbaik di tiga sekolah sekaligus yaitu Hogere Buger School (HBS) di Batavia, Semarang, dan Surabaya.
Sayangnya, dia memiliki kendala dalam pendanaan atau biaya, dan tidak mendapatkan beasiswa dari pemerintah Hindia Belanda untuk melanjutkan sekolah kedokteran yang dia inginkan. Meskipun begitu, dia merupakan salah satu lulusan terbaik di sekolahnya.
Baca Juga: Rokok, Budak Kapitalis, dan Stigma Wanita Perokok
Haji Agus Salim adalah Haki Raja
Agus Salim tidak takut dengan apa pun saat penjajahan berlangsung, dan juga dia sangat piawai dalam berdiplomasi. Mengapa saya menyebutnya Haki Raja? Artinya adalah Power System yang ada dalam dunia anime One Piece.
Haki sendiri merupakan kekuatan spiritual yang paling sulit dicapai oleh karakter-karakter di One Piece, dan yang paling tinggi tingkatannya adalah Haki Raja. Haki raja yang lebih dikenal dengan Conqueror Haki, mampu membuat karakter-karakter yang mentalnya lemah akan terdiam. Menurut saya, Haji Agus Salim berada dalam level ini.
Memiliki ukuran tubuh kecil dari rata-rata orang Eropa yang ia temui, tidak membuat dia takut untuk menghadapi orang yang lebih bertubuh besar, bahkan membuat orang terdiam dan tak mampu membalas argumen kuatnya. Agus pernah membuat pangeran Inggris yang saat itu Pangeran Phillip, terdiam kalah telak ketika membuat pangeran Phillip terganggu dengan asap rokok yang dia hisap.
Dikutip dari buku Tempo bapak bangsa yang berjudul Agus Salim Diplomat Jenaka Penopang Republik. Agus dengan santainya menjawab, “Benda ini yang membuat tuan-tuan rela berlayar jauh untuk menjajah negeri kami.”
Alkisah Agus Salim
Ada banyak kejadian yang membuat orang-orang terdiam karena kecerdasan beliau, banyak dari kita tentu pernah mendengar kisahnya yang diceritakan oleh Ustaz Adi Hidayat, Rocky Gerung, dan Faisal Basri. Ketika itu, saat hendak berorasi dalam suatu acara, Agus Salim mendengar orang mengejeknya dengan suara kambing.
Agus identik dengan jenggot panjangnya, di mana sering diejek mirip kambing. Dia tidak marah namun membalasnya dengan satir, “Saya tahu saya adalah Polyglot (bisa banyak bahasa) namun pertemuan yang saya hadiri saat ini adalah pertemuan untuk sesama manusia. Jadi, untuk para kambing tolong keluar dulu dan menikmati jamuan rumput ala kadarnya di lapangan. Nanti ketika saya selesai dengan pertemuan antar manusia, saya akan berpidato untuk para kambing.” Kata Haji Agus Salim
Dua kisah di atas adalah cerita umum yang sering kita dengar. Lewat diplomasinya, dia mampu meyakinkan berbagai negara untuk mendukung negara yang baru didirikan. Agus berhasil menarik simpati banyak rakyat Mesir dan negara lainya yang mana saat itu membuat harapan Belanda untuk membuat negara Indonesia Serikat gagal.
Baca Juga: Habisnya Masa Berlaku Kesetaraan Gender di Indonesia
Agus Salim fasih dan menguasai setidaknya 14 bahasa didunia, selain itu dalam isi pidatonya mampu menggugah orang-orang dengan memadukan humor dalam isi pidatonya, inilah yang membuat pidatonya menarik untuk dibaca dan didengarkan.
Pahlawan memang sangat layak dikenang, Soekarno dalam pidatonya mengatakan untuk jangan sekali-kali melupakan sejarah atau yang orang ingat dalam akronim dari jas merah.
Penulis: M.R. Daud
Editor: Hudalil Mustakim