Beranda » Politik » Pelukan Mimpi dalam Ekonomi Kapitalis

Pelukan Mimpi dalam Ekonomi Kapitalis

Pelukan Mimpi dalam Ekonomi Kapitalis

Pelukan Mimpi dalam Ekonomi Kapitalis

Mengenal Sistem Ekonomi Kapitalis

Sistem ekonomi kapitalis merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang, untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain kegiatan penunjang ekonomi lainnta.

Pada sistem ini, pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam sistem ini. Dalam perekonomian kapitalis, setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis, untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

Dari gambaran tersebut,  dapat dipahami bahwa setidaknya ada beberapa alasan sistem ekonomi kapitalis menjadi tirai dalam pemerataan ekonomi nasional. Secara teori, ekonomi kapital telah menciptakan ketidakadilan ekonomi yang sangat dalam. Sistem ekonomi kapital tidak mampu menuntaskan masalah kemiskinan dan ketimpangan dalam pendapatan.

Artikel Terkait: Sebuah Penolakan: Mimpi Dipeluk Kapitalis

Karena ekonomi kapitalisme yang berpatokan pada mekanisme pasar bebas dengan tangan tak kentara (invisible hand), memberikan kebebasan pada setiap orang dalam menguasai sumber daya.

Hal ini terbukti dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi karena modal yang akhirnya menjadi penentu keberhasilan. Ini juga memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat miskin, untuk memperoleh kesejahteraan hidup, belum lagi masalah penguasaan teknologi oleh masyarakat kelas atas.

Kaya dan Miskin dalam Ekonomi Kapitalis

Gambaran besar yang muncul  di permukaan akibat praktek ekonomi kapital ialah, masyarakat terbelah menjadi dua, yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Setidaknya, itulah potret perekonomian yang tampak saat ini.

Dalam sistem ekonomi kapitalis yang dipusatkan pada negara, mampu membatasi kemampuan tiap individu dalam mendapatkan peningkatan perekonomian dan kesejahteraan di masyarakat. Ditambah lagi, dalam sistem ekonomis kapitalis semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara peningkatan mutu pendidikan yang harus diberikan pada setiap individu masyarakat justru diabaikan.

Akibatnya, masyarakat akan terbagi pada beberapa peran kelompok (buruh dan majikan). Seluruh kekuasaan akan berada di tangan majikan, dan penderitaan ditangan buruh yang kurang berpendidikan.

Apakah dengan bantuan pemerintah dalam memberikan modal untuk meningkatkan pendapatan ekonomi kapitalis masyarakat sudah efektif? Masyarakat justru terfokus pada kebutuhan isi perut ketimbang harus berpendidikan. Bagaimana itu terjadi? Lalu siapa yang akan bertanggung jawab atas rasa lapar yang dialami oleh tiap orang?

Kejamnya Ekonomi Kapital

Pandangan ekonomi kapitalis belum mengacu kepada kepentingan masyarakat secara menyeluruh, sehingga terlihat jelas ada pemisahan antara individu, masyarakat dan negara. Pemisahan tersebut seringkali berdampak pada konflik-konflik yang berkepanjangan dalam konstruksi sosial, hal ini bisa dilihat dari pemahaman mereka terhadap keadilan.

Menurut konsep kapitalisme klasik yang dimaksud dengan ’adil’ adalah you get what you deserved (anda mendapatkan apa yang telah anda usahakan). Sedangkan menurut kelompok sosialisme klasik, ’adil’ adalah no one has previlege to get more than others (tidak ada orang yang mendapatkan fasilitas untuk memperoleh lebih dari yang lain), dengan kata lain bahwa setiap orang mendapatkan hak yang sama rata.

Pemahaman seperti ini jelas akan berdampak pada ketidakadilan itu sendiri. Sistem ekonomi kapital tidak mampu menyelaraskan hubungan antara negara-negara di dunia, terutama antara negara-negara maju dan negara berkembang. Lalai dalam melestarikan sumber daya alam, karena fokus lebih kepada eksploitasi kepentingan individu, negara, dan mengabaikan pemeliharaan/pengembangannya.

Artikel Terkait: Rokok, Budak Kapitalis, dan Stigma Wanita Perokok

Mimpi dalam Ekonomi Kapitalis

Lalu, ketika sistem ini terus diberlakukan, bagaimana dengan nasib kami? Masyarakat miskin yang punya sejuta mimpi untuk sejahtera dan kaya, yang ingin berpendidikan tinggi dan bisa menduduki jabatan strategis politik dalam negeri, tanpa adanya tekanan dan hambatan dalam status sosial.

Bahkan, kami hampir mati dalam susunan konstruksi sosial, mimpi kami terjerat dengan biaya pendidikan yang tinggi. Apakah kami harus menguburkan mimpi demi memenuhi isi perut kami? Apakah ketika kami mati, akan dicetuskan sebagai pahlawan berjuta mimpi yang terbunuh sistem hirarki kemiskinan?

Penulis: Alhamdu S Rahman

Editor: Hudalil Mustakim

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *