Konsep Unik Tubuh Kita
Tubuh manusia adalah bagian fisik utama bagi manusia. Ini berfungsi sebagai pola dasar tentang betapa uniknya manusia, di antara makhluk hidup lainnya yang pernah ada. Dengan kesempurnaan fisik yang manusia miliki, masih banyak juga pelaku Body Shaming kepada orang lain.
Body Shaming adalah tindakan mempermalukan atau mengomentari bentuk tubuh, mengomentari berat badan atau pelecehan verbal lainnya mengenai penampilan yang disebut juga sebagai tindakan mengejek atau mempermalukan seseorang berdasarkan penampilan fisik mereka.
Pelaku Body Shaming ini sering sekali ditemui di berbagai, muai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, dan berbagai macam kalimat-kalimat yang dengan entengnya diucapkan oleh manusia-manusia yang merasa bahwa hal itu adalah sebuah candaan dan basa-basi untuk memulai obrolan. Sungguh tidak etis.
Body Shaming Tak Kenal Tempat
Apalagi sekarang ini kita baru aja merayakan Hari Raya Idul Adha yang identik dengan penyembelihan hewan Qurban, salah satunya adalah sapi yang selalu saja diibaratkan sebagai manusia yang memiliki berat badan berlebih atan obesitas.
Ketika memasuki perayaan Idul Adha ini, sebagian dari kita mungkin akan sager bertemu dengan teman sebaya, hingga reuni kecil-kecilan dengan teman masa kecil. Tidak jarang, ada bank juga komentar yang mereka berikan, yang tidak disadari menyinggung hati kecil kita.
“Hey kok masih ada aja sih? Lu ga jadi di sembelih ya kemaren?” atau, “Hei hei ini kok sapi belum disembelih,” dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang lebih baik gak diucapkan ketika bertemu dengan orang yang maaf berbadan besar (gendut).
Baca Juga: Belajar Bersyukur dalam Lingkaran Insecure
Hal ini lebih sering saya temui terjadi di kalangan remaja sekolah dan pengaruhnya adalah menyebabkan harapan yang tidak sehat tentang bentuk tubuh di kalangan remaja, ketika seseorang menerima kalimat-kalimat seperti itu dalam diri mereka sendiri, akan berpikir untuk membentuk tubuh mereka menjadi tubuh yang ideal menurut standar kecantikan yang berlaku.
Memperbaiki, serta berhati-hati ketika memberikan komentar kepada orang lain, merupakan kewajiban dari menghargai orang lain. Setidaknya, kita tidak perlu melukai hati orang, yang tanpa sadar telah kita lontarkan.
Penulis: Greys Deninta Saleh
Editor: Hudalil Mustakim
setelah membaca ini saya jadi lebih bersyukur, terima kasih kak greys kakak keren👍🏼
Kerenn kak greys
Luar biasaaaa